Selamat Datang di Desa Bajulmati

Selamat Datang di Desa Bajulmati

Desa Bajulmati merupakan Pintu Gerbang Utara menuju Kota Gandrung Banyuwangi, berada diperbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo.

Profil Desa Bajulmati

 

 

Promosi Desa Bajulmati

Kantor Desa Bajulmati Wongsorejo


Terletak ± 35 km ke arah utara dari pusat Kota Banyuwangi, Konon dahulu merupakan suatu daerah yang masih hutan belantara yang sangat lebat serta dihuni oleh beberapa binatang buas, yang dikuasai oleh banteng dan terdapat sungai yang dihuni buaya yang dipimpin oleh buaya putih.

 

Asal-usul Desa Bajulmati dikisahkan awal kedatangan beberapa orang  pada waktu itu di daerah cikal bakal desa Bajulmati, dalam perjalanannya mereka singgah di tepi hutan ini dan mereka menempati dan tinggal di daerah ini.

Dalam pembukaan daerah ini, tidak semudah yang kita bayangkan, pada waktu itu banyak sekali rintanngannya di mana konon daerah ini adalah daerah yang sangat angker sekali.

Hal ini ditandai dengan adanya 2 pohon yang sangat besar, yaitu pohon beringin putih berada dibagian timur (sekarang Krajan Timur Bajulmati) dan pohon karet hutan merah. Pohon tersebut dihuni roh halus, anggapan orang dahulu bernama Karyonggolo dan Sriyanti.

 

Kawasan Sawah Mangaran Wongsorejo Banyuwangi Viral di Medsos, Intip Potret  Keindahannya

Dalam perkembangan berikutnya masyarakat di daerah ini hidup berkelompok-kelompok dan menunjuk seseorang untuk dijadikan ketua kelompok sampai tiga kali pergantian ketua kelompok. Hingga pada Tahun 1911 Pemerintahan Belanda mulai ikut campur dalam pengaturan wilayah termasuk jalannya pemerintahan. Sehingga warga bersepakat untuk membentuk desa dan dipimpin oleh seorang kepala desa yang disetujui oleh pemerintah, yang waktu itu adalah pemerintah Belanda, dengan gelar Wonojoyo I.

Dalam pemberian nama, pemerintah Belanda kebingungan sehingga nama desa tersebut diserahkan kepada masyarakat.

 

Mereka sepakat memberi nama Desa ini “Boyo Mati”, nama ini diperoleh dari temuan buaya-buaya yang telah mati, bahkan suatu ketika dengan tidak sengaja ada yang melihat pertarungan antara buaya putih dan banteng yang berakhir dengan kematian kedua hewan tersebut.

Bahkan buaya putih yang telah mati tersebut berubah menjadi arca batu buaya yang sangat besar. Arca batu buaya putih itu dahulu berada di dekat hulu sungai tepatnya di utara masjid Jami’ Bajulmati sekarang. Selain pemberian nama, juga telah diadakan pengukuran batas desa. Seiring perkembangan zaman nama Boyo Mati berubah menjadi “Bajulmati”.

 

10 link twibbon hari raya Idul Fitri 1443H, untuk meramaikan lebaran 2022  di medsos

 



Scan Untuk Menuju Kesini



SHARE HALAMAN INI